Total Tayangan Blogku

Minggu, 30 Januari 2011

Bagaimanakah Cara Produksi BRIKET ARANG ???

Inti dari pembuatan briket arang adalah memadatkan arang yang berbetuk serbuk agar lebih efektif dalam penggunaannya. Alat cetakan yang digunakan beraneka ragam, sesuai dengan bentuk cetakan yang diinginkan. Biasanya alat cetak briket arang terbuat dari bahan besi yang padat dan berat. Produksi briket arang dimulai dengan tahapan penyiapan bahan baku.


1. Penyiapan Bahan Baku
Briket arang adalah bentuk arang yang dicetak menggunakan campuran adonan tepung kanji. Tujuan pembuatan briket arang adalah agar daya bakarnya dari arang tersebut menjadi lebih lama. Jika arang berbentuk serbuk digunakan dengan dibakar langsung, maka akan cepat habis. Oleh karena itu, akan lebih bermanfaat apabila dijadikan briket arang.

Sebelum dijadikan briket dan dicetak, seluruh bahan yaitu arang serbuk gergaji, sekam padi, tempurung kelapa, dan arang serasah dihaluskan dengan cara dipukul-pukul. Setelah itu dicampur dengan adonan tepung kanji. Adonan tepung kanji tersebut harus direbus terlebih dahulu, agar dapat merekatkan partikel-partikel serbuk arang. Karena adonan tepung kanji berfungsi sebagai perekat agar serbuk arang dapat dicetak.

Untuk tempurung kelapa yang akan dijadikan briket arang sebaiknya menggunakan tempurung yang remuk dan ukurannya kecil. Sedangkan arang tempurung yang relative besar, sebaiknya tidak dihancurkan. Karena briket arang dibuat untuk memanfaatkan arang yang berukuran kecil agar lebih efektif dalam penggunaannya.

2. Cara Penbuatan Briket Arang

A. Alat dan Bahan

Alat:
• Alat pencetak briket
• Kuas pembersih
• Ayakan ukuran lolos 50 mesh dan 70 mesh

Bahan:
• Arang serbuk gergaji
• Arang tempurung kelapa
• Arang sekam padi
• Arang serasah
• Adonan lem kanji


B. Cara kerja pembuatan briket arang
Pembuatan briket arang harus dilakukan secara berurutan karena semua tahapan tidak dapat dipisahkan. Mulai dari proses pembakaran arang, pengayakan bahan, hingga proses pengeringan.

o Pengayakan bahan briket
Tahapan pengayakan dimaksudkan untuk memperoleh bahan briket dengan ukuran yang merata. Ukuran ayakan yang digunakan berkisar antara 50 – 70 mesh.

o Pencampuran bahan briket
Pencampuran dilakukan dengan mencampurkan arang yang telah diayak dengan adonan lem kanji. Tujuannya tiada lain agar saat dicetak, briket arang tidak mudah retak. Komposisi lem kanji yang ideal untuk merekatkan serbuk arang adalah 2,5% dari jumlah serbuk arang.

o Pencetakan
Sebelum dilakukan pencetakan, serbuk arang harus telah tercampu dengan adonan lem kanji secara merata. Dalam tahapan pencetakan serbuk arang dikempa hingga benar-benar padat agar tidak mudah retak.

o Penjemuran briket arang
Briket arang yang telah berhasil dicetak harus segera dijemur dibawah terik matahari agar cepat mongering. Karena briket arang masih dalam kedaan basah oleh adonan lem kanji.

Briket arang yang layak digunakan adalah yang cetakannya utuh dan tidak retak. Apabila terdapat briket yang cetakannya kurang sempurna karena retak atau pecah, sebaiknya dicetak ulang. Briket yang pecah kemungkinan terjadi kekurangan adonan lem kanji sebagai perekatnya. Sebelum dicetak ulang briket ditambahkan adonan lem kanji lagi agar lebih cepat merekat.

CARA PRODUKSI ARANG MENGGUNAKAN TUNGKU KUBAH

1. CARA PEMBANGUNAN TUNGKU KUBAH

Langkah pertama dalam membangun tungku kubah adalah persiapan lahan yang meliputi perataan tanah dan pengerasannya. Lahan yang akan digunakan harus diratakan agar bangunan tungku dapat seimbang. Untuk mengokohkan tungku, lahan dibawahnya harus keraskan menggunakan batuan kerikil yang kemudian dipadatkan.

Langkah selanjutnya adalah memulai membangun tungku. Pembangunan diawali dengan pemasangan pondasi yang sesuai dengan perencanaan awal badan kubah. Pondasi terbuat dari susunan batu bata yang dilapisi dengan campuran semen, pasir dan tanah liat yang digunakan untuk pengerasan pondasi dan badan kubah. Apabila pembuatan pondasi telah mantap, maka dilanjutkan kepembangunan badan kubah.

Persyaratan bagian kubah yang harus ada diantaranya lubang pembakaran, lubang pemasukan kayu dan cerobong asap. Lubang pembakaran dibuat setengah lingkaran kecil dengan diameter sekitar 30 cm. untuk lubang pemasukan kayu dibuat seperlunya agar dapat memaksimalkan jumlah kayu yang dimasukkan. Diusahakan agar ukuran lubang dapat dimasuki orang yang hendak menata kayu didalamnya. Apabila hendak mengambil cuka kayunya, sebaiknya cerobong asap langsung dihubungkan dengan kondensator cuka kayu agar menghemat biaya pembangunan tungku.

2. PENYIAPAN BAHAN BAKU ARANG
Diameter kayu yang masih dapat dibakar didalam tungku kubah berkisar antara 10 -25cm. kayu ini tidak perlu dijemur karena malah akan menghambat jalannya proses produksi. Kemudian kayu langsung dimasukkan kedalam kubah dengan posisi kayu berdiri dan penataan diusahakan serapat mungkin. Hal ini untuk mencegah adanya kayu yang menjadi abu, karena semakin luas rongga maka pembakaran akan semakin besar. Setelah semuanya masuk, lubang ditutup rapat dengan batu bata yang dilapisi dengan tanah liat.

Pada lubang pebakaran dimasukkan ranting- ranting kecil sebagai pemicu awal pembakaran. Ranting –ranting tersebut dimasukkan sedalam mungkin akan tetapi masih dapat dijangkau, hal ini untuk lebih mempercepat nyala api.

3. PROSES PEMBAKARAN ARANG
Seluruh lubang yang ada pada tungku dibiarkan terbuka dahulu, kecuali lubang pemasukan kayu yang sudah ditutup setelah kayu dimasukkan. Pembakaran bisa langsung dimulai dengan memdakar ranting pada lubang pembakaran. Biarkan api menyebar hin gga kedalam tungku dan membakar seluruh bagian secara merata. Hal itu ditandai dengan keluarnya asap dari dalam tungku yang membutuhkan waktu sekitar 6 jam.

Setalah 6 jam tersebut, lubang pembakaran awal sedikit demi sedikit mulai ditutup menggunakan batu bata yang diplester hingga menyisakan sedikit lubang yang luasnya sekitar 6X6 cm. untuk selanjutnya, terus dilakukan pengaturan lubang udara yang ada disekeliling kubah. Pengaturan lubang udara disini, apabila dari lubang udara pertama sudah terlihat bara api maka lubang tersebut harus langsung ditutup. Begitu seterusnya hingga bara api terlihat sampai kelubang atas dan sseluruh lubang udara tertutup.

Apabila proses pembakaran berjalan dengan baik, setelah 48 jam asap yang dihasilkan sudah tebal dan mengandung ter dan cuka kayu. maka pada waktu tersebut alat kondensator sudah dapat dipasang. Jika pembakaran telah berjalan selama 55 jam, asap sudah mulai menipis dan itu berarti proses pembakaran sudah selesai dan arang yang ada didalam kubah sudah matang. Yang perlu dilakukan adalah proses pendinginan tungku untuk menghentikan pembakaran.

4. PROSES AKHIR dalam PRODUKSI ARANG
Langkah-langkah yang perlu dilakukan untuk menghentikan pembakaran didalam tungku kubah adalah dengan menutup seluruh lubang udara yang tersisa termasuk cerobong asap. Setelah itu, untuk mempercepat proses pendinginan dapat dilakukan penyiraman secara merata keseluruh bagian tungku. Waktu yang dibutuhkan untuk menjadikan arang didalam kubah mendingin sekitar 2 hari, terhitung cukup lama. Hal ini karena kapasitas arang didalam tungku yang sangat besar.
Selain batasan dua hari, untuk mengetahui keadaan arang didalam tungku dapat dilakukan dengan memegang tungku kubah dan merasakan suhu didalamnya. Apabila suhunya sudah normal dan tidak terasa panas, berarti arang sudah dingin dan siap untuk dipanen.

Untuk mengeluarkan arang dari dalam tungku dilakukan dengan membuka lubang pemasukkan kayu yang sebelumnya telah ditutup menggunakan batu bata. Setelah dibuka, arang kemudian dikeluarkan dengan hati-hati agar arang kayu tidak pecah atau bahkan remuk. Karena arang yang utuh akan lebih diminati daripada arang yang pecah atau terbelah.