Total Tayangan Blogku

Rabu, 22 Desember 2010

Bagaimana Cara Buat "ARANG" Dengan TUNGKU TANAH


Tungku tanah adalah salah satu tungku pembakaran arang yang paling banyak digunakan oleh masyarakat umum. Tungku ini dibuat dengan cara sederhana dan mudah dipraktekkan. Masyarakat desa sudah sering membuatnya. Tungku tanah ini juga disebut tungku tradisional. Karena dibuat dengan cara yang tradisional.

Tungku tanah hanya berwujud tanah galian berbentuk trapezium yang sisi miringnya menghadap bawah. Tungku tanah ini dapat diubah dengan berbagai variasi. Misalkan tungku tradisional yang dilapisi semen agar tahan lama.

Kelebihan dari penggunaan tungku tanah ini yaitu, volume pembakaran yang cukup besar sehinggga dapat menghemat biaya produksi. Tungku tanah juga dapat digunakan untuk kayu yang berukuran cukup besar, sehingga kualitas arang yang duhasilkan menjadi lebih tinggi.

Jika anda hendak memproduksi arang dengan tungku tanah, hal pertama yang harus dilakukan adalah pembuatan tungku tanah tersebut. Setelah menyiapkan lahan untuk digali, maka bisa mulai digali. Ukuran lubangnya adalah 2 x 1 meter, dengan kedalaman disatu sisi 60cm dan disisi lain adalah 50cm.

Perlu diingat, bahwa sisi yang lebih dalam digunakan sebagai tempat memulai pembakaran dan disisi lain digunakan sebagai tempat untuk cerobong asap. Jika tungku telah siap, maka langkah berikutnya adalah:

1. Penyiapan Bahan Baku Produksi
Bahan baku arang yang digunakan pada tungku tanah adalah limbah kayu yang besar tetapi tidak melebihi lebar tungku. Perlu diingat bahwa semakin besar ukuran kayu yang dibakar, maka waktu yang dibutuhkan juga akan bertambah lama. Oleh karena itu ukuran kayu harus diperhatikan, jika perlu dilakukan pembelahan terlebih dahulu.

Penysunan kayu dilakukan secara horizontal atau searah dengan lebar tungku. Akan tetapi, perlu diletakkan beberapa kayu didasar tungku sebagai ganjal yang dipasang berlawanan dengan kayu yang akan dibakar. Pemberian ganjal disini berfungsi memberi rongga udara agar api dapat cepat menyebar keseluruh bagian tungku. Sehingga pembakaran berjalan maksimal.

Setalah itu, kemudian pada sela-sela dinding tanah dan kayu diberi serasah, dan ranting-ranting kecil sepagai pemicu pembakaran didalam tungku. Serasah adalah dedaunan kering yang banyak terdapat disekitar kita. Sedangkan untuk memicu pembakaran awal diberi serasah dan ranting pada bagian lubang udara yang telah disediakan sebelumnya.

Sebelum tungku ditutup dengan tanah, cerobong asap harus sudah terpasang. Setelah itu baru tungku ditutup dengan lapisan tanah hingga menutup seluruh bagian. Semakin tebal tanah, akan semakin bagus untuk proses pembakaran. Setelah semuanya selesai, maka pembakaran siap untuk dimulai.

2. Proses Karbonisasi Pada Tungku Tanah
Pembakaran awal dimulai dari lubang udara yang telah diberi ranting kecil. Untuk lebih mempercepat nyala api, ditambahkan sedikit minyak tanah pada ranting-ranting tersebut. Apabila api sudah menyala, pastikan api tetap terjaga dan merambat kedalam tungku.

Apabila pada cerobong asap telah muncul asap, itu berarti pembakaran berhasil masuk kedalam tungku. Tunggu hingga asap yang keluar bertambah banyak dan berwarna putih tebal. Setelah sekitar 5-6 jam pembakaran, asap yang keluar sudah berwarna putih tebal. Kemudian ubang udara dimulut tungku ditutup sebagian dan disisakan sebagian kecil saja. Hal ini bertujuan untuk membatasi suplai udara yang masuk kedalam tungku.

Selama proses pengkarbonan mulai dari hari pertama hingga selasai, tanah diatas tungku akan mengalami kemerosotan karena kayu yang ada dibawahnya sudah terbakar. Perlu dilakukan penambahan tanah pada bagian yang merosot agar tidak mengalami kebocoran yang mengakibatkan gagal produksi.

Setelah proses pembakaran menginjak antara hari ke-5 sampai hari ke-6, intensitas asap akan mulai berkurang dan berwarna kebiru-biruan. Itu menunjukan bahwa proses peembakaran sudah hamper selesai. Dan apabila tanah diatas tungku sudah terlihat kering, itu menunjukan arang sudah matang dan dapat dimulai proses pendinginan.

3. Cara Pengambilan Cuka Kayu
Pada proses pembakaran arang menggunakan tungku tanah, sangat jarang produsen arang yang mengambil hasil cuka kayunya. Hal tersebut dikarenakan kurangnya pengetahuan dari produsen atau masyarakat tentang cara pengambilan cuka kayu yang menggunakan tungku tanah.

Untuk pengambilan cuka kayu dapat menggunakan bambu sepanjang 4-5 meter yang dipasang seperti pada tungku drum. Bambu dipasang dengan posisi menyudut keatas yang disambungkan kebagian cerobong asap. Pada bagian pangkal bambu, diberi lubang kecil untuk keluarnya cuka kayu kemudian dibawahnya diberi ember untuk menampungnya.

4. Proses Akhir Produksi Arang
Apabila arang telah matang, maka tungku harus segera didinginkan. Jika terlambat, maka arang akan menjadi abu.
langkah pertama penutupan semua lubang udara yang tersisa. Untuk cerobong asap dapat ditutup dengan kain basah atau juga dapat dicabut. Untuk mempercepat proses pendinginan, dilakukan dengan cara disiram air secara merata. Setelah itu tunggu hingga tungku cukup dingin.

Setelah tungku dirasakan cukup dingin, tungku dapat dibongkar dan dikeluarkan arangnya. Pembongkaran harus dilakukan dengan hati-hati. Usahakan kondisi arang tetap utuh dan tidak hancur saat pembongkaran. Pisahkan antara arang dengan tanah yang bercampur.

Arang yang baru diambil dari dalam tungku masih dalam keadaan basah karena pendinginannya dengan cara disiram. Oleh karena itu harus dijemur dibawah terik matahari. Proses pengeringan ini hanya berlangsung sebentar untuk mendapatkan arang yang kering.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar