Total Tayangan Blogku

Rabu, 22 Desember 2010

Bagaimana Cara Buat " ARANG " Dengan Tungku Semi Kontinyu

Tungku semi kontinyu adalah tungku yang digunakan untuk memproduksi arang yang berbentuk serbuk(sekam dan serbuk gergaji). Penggunaan tungku semi kontinyu ini berbeda dengan tungku arang lainnya. Karena tungku semi kontinyu tidak memiiki ruangan tertutup sehinga aliran udara tidak terhambat.

Tungku ini diberi nama tungku semi kontinyu karena dalam satu kali proses produksi arang pada tungku ini tidak hanya sekali bakar, tetapi terus berlanjut hingga beberapa kali penambahan bahan baku arang. Jika bahan arang yang dibakar didalam tungku sudah mulai menipis, maka harus dilakukan penambahan ulang. Proses tersebut berlangsung terus menerus secara kontinyu, hingga proses produksi selesai.

Bentuk tungku semi kontinyu hampir sama dengan bentuk cerobong asap yang dipasang didalam rumah-rumah sebagai penghangat. Dibagian dasar adalah ruang pembakaran dan dibagian atasnya adalah cerobong asap. Bedanya pada tungku semi kontinyu terdapat bak air dibagian depan.

Pada tungku semi kontinyu tidak dapat diambil hasil cuka kayunya. Karena asap hasil pembakaran tidak dapat dikondensasikan. Tidak ada alat yang dapat digunakan untuk mengkondensasikan asap tungku semi kontinyu ini. Karena asap langsung keluarkeudara bebas.

1. Cara Pembuatan Tungku Semi Kontinyu
Konsep dasar pembuatan tungku semi kontinyu sebenarnya sederhana, akan tetapi harus membutuhkan tenaga khusus untuk membangunnya. Karena pembangunan tungku semi kontinyu ini cukup berat jika tidak dikerjakan oleh ahlinya. Biaya untuk pembuatan tungku cukup tinggi, karena bahan yang digunakan adalah bahan bangunan.
Ketebalan dari dinding tungku harus diperhatikan karena sangat berpengaruh pada keawetan dari tungku tersebut.

Pada prinsipnya pembangunan tungku semi kontinyu ini terbagi menjadi tiga bagian pokok. Bagian yang harus ada dalam pembangunan tungku semi kontinyu yakni bagian ruang pembakaran, bagian bak air, dan bagian cerobong asap. Pada bagian cerobong asap ini dibelakangnya harus terdapat lubang untuk pengisian ulang bahan baku arang.

Bagian bak air harus dekat dengan ruang pembakaran. Hal ini untuk memudahkan ketika mendinginkan arang yang sudah matang dan siap didinginkan. Untuk pembangunan ruang pembakaran sebaiknya ukurannya sesuai dengan kebutuhan. Jika terlalu luas, maka nyala api akan semakin besar dan malah menyulitkan untuk mengontrol pembakaran. Sedangkan jika terlalu sempit, hasil produksi arang akan berkurang.

Pembuatan ruang pembakaran dibagi menjadi dua bagian, yaitu bagian atas sebagai tempat diletakkannya sekam padi dan bagian bawah sebagai tempat pemicu pembakaran berupa ranting- ranting kecil. Pembatas bagian – bagian tersebut adalah jeruji besi dengan diameter 0,7 cm yang dipasang menyilang dengan arah tungku. Dibawah jeruji diberi pengganjal berupa tumpukan batu bata yang dilapisi semen agar jeruji dapat menahan berat beban diatasnya.

Bagian cerobong asap sebaiknya dibuat dengan bahan lempengan besi guna lebih menghemat pengeluaran. Lempengan besi tersebut dibentuk seperti tabung memanjang keatas,.

2. Penyiapan Bahan Baku Produksi
Bahan yang dibakar pada tungku semi kontinyu adalah Serbuk gergaji dan sekam padi. Hasil akhirnya adalah serbuk arang .Kedua bahan ini memiliki tekstur yang hampir sama, yaitu berbentuk serbuk yang ukurannya kecil dan halus. Proses pengolahan kedua bahan ini pun sama. Tak ada perbedaan proses pengolahannya.

Karena teksturnya yang sama, maka perlakuannya sebelum dibakar terhitung sangat sederhana. Sama dengan perlakuan bahan arang kayu, persiapan untuk serbuk gergaji dan sekam padi hanya tinggal dijemur hingga kering dibawah sinar matahari. Apabila langsung diproses juga tidak masalah. Karena pada pembuatan arang serbuk gergaji dan sekam padi, bahan baku langsung dibakar pada api yang besar. Seberapapun banyaknya kandungan air yang ada dalamnya tidak akan berpengaruh, karena api yang sangat besar.

Akan tetapi lebih baik sebelum dibakar serbuk gergaji dan sekam padi dijemur terlebih dahlu. Penjemuran dilakukan untuk menghindari adanya bahan yang membusuk dan menggumpal. Jika terjadi hal tersebut, arang yang dihasilkan juga akan tetap menggumpal yang didalamnya juga belum matang.

3. Proses Karbonisasi
Langkah pertama dalam pembuatan arang pada tungku semi kontinyu adalah menumpuk bahan arang diatas penampang jeruji besi. Pada bagian bawah jeruji besi diberi ranting- ranting kecil sebagai pemicu awal pembakaran yang kemudian ditambahkan sedikit minyak tanah untuk lebih mempercepat nyala api. Asap yang dihasilkan dari proses pembakaran akan keluar keatas melalui cerobong asap.

Setelah pemicu terbakar sempurna, biarkan api merembet kebagian atas. Serbuk gergaji atau sekam padi yang telah terbakar, perlahan- lahan dijatuhkan kebagian bawah dengan menggetarkan penampang jeruji besi.
Pada bagian ini dilakukan proses pematangan arang. Yaitu dengan mengaduk serbuk gergaji atau sekam padi tersebut didalam bara api hingga matang merata. Kemudian telah matang dilakukan tahapan pendinginan dengan dimasukkan kedalam bak air. -

Alat yang digunakan untuk menggetarkan jeruki agar arang jatuh dan untuk mengaduknya adalah alat penggaruk yang rata agar lebih mudah menggaruk arang yang telah matang kedalam bak air. Alat penggaruk tersebut dibuat dengan pegangan yang panjang untuk melindungi dari api pembakaran.

Proses tersebut diulangi mulai dari penjatuhan arang sampai dimasukkan kedalam bak air secara terus menerus hingga bahan arang habis. Jika pasokan serbuk gergaji dan sekam padi didalam tungku tinggal sedikit, ditambahkan lagi pasokannya dari bagian belakang tungku.

4. Proses Akhir Produksi Arang
Proses akhir dari produksi arang pada tungku semi kontinyu berupa penghentian proses pembakaran dengan memasukkan arang yang telah matang dibakar kedalam bak air. Proses tersebut berlangsung sedikit demi sedikit hingga seluruh bahan arang terbakar habis.

Langkah selanjutnya yang harus dilakukan untuk menjadikan arang siap dipakai adakah penjemuran. Arang yang terdapat dalam bak air kemudian ditiriskan perlahan-lahan hingga habis. Usahakan agar air yang terangkut bersama arang hanya sedikit, caranya dengan disaring menggunakan kain agar sebagian besar air jatuh kebawah.

Tahapan terakhir adalah penjemuran arang dibawah terik matahari. Pengeringan ini dapat berlangsung hingga beberapa hari, tergantung dari banyaknya arang yang dijemur. Untuk mempercepat proses pengeringan dilakukan dengan memisahkan dan menguraikan arang yang berkumpul menjadi setipis mungkin. Jika arang bergerombol hanya akan memperlambat proses pengeringan.

Setelah proses pengeringan selesai dan arang telah kering, maka arang sudah siap digunakan langsung atau dapat diolah lebih lanjut lagi menjadi briket arang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar